Di era digital sekarang, OTA (Online Travel Agent) memang jadi salah satu sumber booking terbesar bagi hotel. Tapi seringnya, makin besar ketergantungan pada OTA malah bikin biaya komisi membengkak, margin mengecil, dan hotel jadi kehilangan kontrol atas brand sendiri. Kalau kamu mulai merasa “kok tamu direct booking makin sepi?”, berarti saatnya membangun strategi marketing yang lebih sehat dan berkelanjutan. Berikut solusi yang bisa kamu terapkan untuk membuat hotelmu lebih kuat, tidak hanya bergantung pada OTA.
1. Bangun Sistem & Fondasi eCommerce Hotel yang Kuat
Banyak hotel masih mengandalkan OTA karena website dan booking engine mereka tidak optimal. Padahal kunci kemenangan ada di sini:
- Website cepat & mobile-friendly (Mayoritas booking sekarang dilakukan via smartphone. Kalau websitemu lambat, navigasinya berantakan, atau booking enginenya ribet, tamu pasti balik lagi ke OTA.)
- Booking engine yang mudah & transparan (Tamu harus bisa melihat harga, tipe kamar, dan promo dengan jelas hanya dalam beberapa klik)
- Konten visual yang menjual (Foto buruk = conversion rate turun drastis. Pastikan foto kamar, fasilitas, dan experience tampil profesional.)
Di sinilah peran ecommerce hotel menjadi sangat penting. Saat fondasi ini rapi, hotel bisa mulai menarik lebih banyak direct booking tanpa bergantung pada platform lain.
2. Terapkan Strategi Hotel Marketing yang Tepat Sasaran
Hotel yang sukses saat ini adalah hotel yang punya perencanaan jangka panjang—bukan sekadar posting di Instagram lalu berharap tamu berdatangan.
Berikut beberapa strategi yang benar-benar bekerja:
- Optimasi SEO & Local Search (Pastikan tamu bisa menemukan hotelmu di Google, bukan cuma OTA yang muncul. Konten blog, landing page lokal, dan Google Business Profile adalah senjata utama.)
- Email Marketing & Remarketing (Bikin tamu yang sudah pernah menginap balik lagi. Data tamu adalah aset terbesar hotel)
- Meta Ads & Google Ads yang terukur (Iklan hotel harus fokus pada traffic berkualitas. Bukan reach, bukan like—tapi intent to book. Kombinasi Google Search Ads + Meta Ads untuk social proof & remarketing biasanya menghasilkan direct booking terbaik)
- Review Management yang konsisten (Semakin tinggi rating dan semakin banyak review, semakin mudah mengalahkan OTA.)
3. Buat Penawaran Direct Booking yang Lebih Menarik dari OTA
Tamu tidak akan direct booking kalau benefitnya sama saja. Berikan alasan kuat, misalnya: Free upgrade (jika available), Late check-out, Diskon F&B, Complimentary airport pick-up, Paket bundling spa + breakfast. Ingat: direct booking bukan soal diskon, tapi soal perceived value.
4. Gunakan Teknologi untuk Automasi & Efisiensi
Hotel sering kewalahan karena terlalu banyak manual work. Padahal sekarang ada tools untuk: Auto-pricing berdasarkan demand : Channel manager yang sinkron 24 jam, Automated email untuk pre-stay, in-stay, dan post-stay, Dashboard revenue untuk memantau performa. Dengan automasi, tim bisa fokus ke hal yang membawa revenue, bukan pekerjaan repetitif.
5. Gandeng Partner eCommerce Hotel yang Benar-benar Paham Industri
Mengatur digital marketing hotel itu kompleks: mulai dari pricing, branding, ads, funnel, hingga tracking. Di sinilah ecommerceloka hadir sebagai solusi.
Apa yang dilakukan ecommerceloka?
- Membangun ecommerce hotel yang siap bersaing dengan OTA
- Membuat website & landing page yang fokus ke conversion
- Menyusun strategi hotel marketing yang terbukti menaikkan direct booking
- Setup & optimasi Google Ads, Meta Ads, hingga remarketing funnel
- Mengatur OTA Optimization tanpa mengorbankan direct channel
- Membuat struktur revenue plan yang berkelanjutan
Dengan pendekatan yang berbasis data dan pengalaman di industri hospitality, ecommerceloka membantu hotel memaksimalkan pendapatan, bukan hanya traffic atau konten semata.
Jika kamu ingin hotelmu tidak hanya bertahan, tapi tumbuh di tengah persaingan digital ini, sekarang adalah waktu paling tepat untuk mulai mengoptimalkan strategi e-commerce dan marketing hotelmu.
